Minggu, 20 April 2008

Kata Bijak J. Krishnamurti

Apakah otoritas menciptakan ketertibanSaya tahu, mau tidak mau akan muncul pertanyaan: Jika kita tidak punya otoritas apa pun, apakah tidak akan terjadi anarki? Tentu saja bisa terjadi. Tetapi, apakah otoritas menciptakan ketertiban (order)? Ataukah, itu hanya menciptakan pengikut-pengikut buta, yang tidak punya arti apa-apa, selain menghasilkan kerusakan, kesengsaraan? Tetapi, jika kita mulai memahami diri kita--yang adalah proses yang amat rumit--maka kita juga mulai memahami anatomi otoritas. Lalu saya rasa kita akan bisa menemukan--sebagai individu-individu--apa yang benar. Tanpa paksaan masyarakat, tanpa otoritas sebuah agama atau seseorang, betapa pun besar, tanpa pengaruh orang lain, kita akan bisa menemukan dan mengalami sendiri sesuatu yang berada di atas sekadar penalaran, di atas pernyataan-pernyatan pintar dari pikiran.J Krishnamurti - Hamburg, 1956, Talk 1[Dari: JKrishnamurti.org - Daily Quote]Semar: Dalam uraian singkat K ini terkandung beberapa hal penting: - otoritas batiniah (agama, seorang guru dsb) hanya menghasilkan "pengikut buta", yang menghasilkan kerusakan & kesengsaraan; - kebenaran harus ditemukan sendiri, tanpa paksaan masyarakat, tanpa otoritas batiniah dari luar; - kebenaran dimulai dengan memahami diri sendiri; - kebenaran itu mengatasi penalaran, mengatasi pikiran yang pintar.



Menyimak dengan NyamanPernahkah Anda duduk dengan sangat diam, bukan memusatkan perhatian pada sesuatu, bukan berupaya untuk berkonsentrasi, melainkan dengan batin sangat hening, sungguh-sungguh diam? Maka Anda akan mendengar segala sesuatu, bukan? Anda mendengar suara-suara yang jauh maupun yang lebih dekat, suara-suara yang amat dekat, yang muncul di dekat Anda­yang sesungguhnya berarti Anda tengah menyimak terhadap segala sesuatu. Batin Anda tidak terkungkung pada satu alur sempit. Jika Anda dapat menyimak dengan cara ini, menyimak dengan nyaman, tanpa tegang, Anda akan mendapati suatu perubahan luar biasa terjadi dalam diri Anda, perubahan yang terjadi tanpa Anda kehendaki, tanpa Anda minta; dan dalam perubahan itu terdapat keindahan luhur dan kedalaman pencerahan.[Dari: J. Krishnamurti - The Book of Life]



Mengesampingkan Tabir-TabirBagaimana Anda menyimak? Apakah Anda menyimak dengan proyeksi-proyeksi Anda, melalui proyeksi Anda, melalui ambisi, keinginan, ketakutan, kecemasan Anda, dengan hanya mendengar apa yang Anda ingin dengar, hanya apa yang memuaskan, apa yang memenuhi dahaga, apa yang memberikan kenyamanan, apa yang untuk sementara meringankan penderitaan Anda? Jika Anda menyimak melalui tabir keinginan-keinginan Anda, maka jelas Anda menyimak suara Anda sendiri; Anda menyimak keinginan-keinginan Anda sendiri. Dan adakah bentuk menyimak lain? Bukankah penting untuk menemukan bagaimana menyimak, bukan hanya menyimak apa yang dikatakan, melainkan juga menyimak segala sesuatu--menyimak kebisingan di jalan-jalan, menyimak kicau burung, menyimak berisiknya trem di jalan, menyimak laut yang tidak bisa diam, menyimak suara suami Anda, menyimak istri Anda, menyimak teman-teman Anda, menyimak tangis bayi? Penyimakan menjadi penting hanya bila kita tidak memproyeksikan keinginan-keinginan kita melalui apa yang kita simak. Dapatkah kita mengesampingkan semua tabir itu, yang melaluinya kita menyimak, dan sungguh-sungguh menyimak? [Dari: J. Krishnamurti - The Book of Life]Semar: Menyimak hanya tidak terdistorsi apabila tidak dicampuri oleh pikiran, keinginan, ketidaksenangan, harapan, kekecewaan, ingatan, pengetahuan, pengalaman, gambaran (images) dsb tentang apa yang kita simak.




Menyimak Tanpa PikiranSaya tidak tahu apakah Anda pernah menyimak seekor burung. Menyimak sesuatu menuntut bahwa batin Anda harus hening--bukan keheningan mistikal(*), melainkan sekadar hening. Saya mengatakan sesuatu kepada Anda, dan untuk menyimak saya, Anda harus hening, bukan membiarkan segala macam gagasan bergumam di dalam batin Anda. Ketika Anda memandang sekuntum bunga, Anda memandangnya, bukan memberinya nama, bukan menggolongkannya, bukan berkata bunga itu termasuk spesies anu--kalau Anda lakukan itu, Anda tidak lagi memandangnya. Dengan demikian saya berkata, menyimak adalah salah satu hal yang paling sulit dilakukan--menyimak seorang komunis, menyimak seorang sosialis, menyimak anggota parlemen, menyimak sang kapitalis, menyimak siapa pun, menyimak istri Anda, menyimak anak-anak Anda, menyimak tetangga Anda, menyimak kondektur bus, menyimak seekor burung--sekadar menyimak. Hanya apabila Anda menyimak tanpa gagasan, tanpa pikiran, maka Anda berhubungan secara langsung (directly in contact); dan dengan berhubungan langsung, Anda akan memahami apakah yang dikatakannya itu benar atau salah; Anda tidak perlu berdiskusi.[Dari: J. Krishnamurti - The Book of Life]Semar: -------------- (*) keheningan mistikal = keheningan yang dicapai dengan berkonsentrasi pada satu obyek, sampai masuk ke dalam keadaan terpusat (absorption), di mana semua rangsangan dari pancaindra tidak bisa sampai ke otak: tidak mendengar apa-apa, tidak melihat apa-apa, tidak merasakan apa-apa ...


Bikinan manusia untuk mengendalikan manusia... agama bukanlah dogma, tidak ada kaitannya dengan kepercayaan; agama bukan berarti pergi ke gereja (tempat ibadah) atau mengerjakan ritual tertentu. Tidak satu pun dari semua itu adalah agama; agama adalah sekadar bikinan manusia untuk mengendalikan manusia. Dan jika kita ingin menemukan, apakah ada suatu realitas, sesuatu yang berada di luar bikinan pikiran, kita harus mengesampingkan semua keabsurdan ini, pikiran kekanak-kanakan ini. Sangat sukar bagi kebanyakan orang untuk mengesampingkan semua itu, karena di dalam melekat pada kepercayaan-kepercayaan mereka merasa aman, itu memberi mereka harapan tertentu. Tetapi untuk menemukan realitas, mengalami sesuatu yang berada di luar pikiran, pikiran harus berhenti mencari bentuk rasa aman apa pun. Ia harus lepas dari semua perlindungan. Hanya batin yang demikian yang murni, lalu baru mungkin batin mengalami sesuatu yang berada di luar dirinya.J Krishnamurti - Hamburg, 1956, Talk 1[Dari: JKrishnamurti.org - Daily Quote]Semar: Sudah jelas ... Contohnya: dalam Agama Buddha dikenal "Tri-ratna" (Tiga Perlindungan): "Berlindung kepada Buddha, berlindung kepada Dharma, dan berlindung kepada Sangha(*)." ... Dalam menyadari diri sendiri, semua itu harus runtuh. ... Itulah bedanya agama dan meditasi. ------------- (*) Sangha = perhimpunan para bhikkhu



Terdidik untuk mengutukAnda akan mendapati bahwa luar biasa sulit untuk mengamati diri Anda di dalam cermin hubungan (mirror of relationship), tanpa pengutukan apa pun terhadap apa yang Anda lihat; dan jika Anda mengutuk apa yang Anda lihat, Anda tidak memahaminya. Untuk bisa memahami sesuatu seperti apa adanya, pengutukan, penghakiman, penilaian, harus pergi--yang amat sukar, oleh karena sekarang ini kita terlatih, terdidik untuk mengutuk, menolak, menyetujui, mengingkari.Dan itu baru awalnya, suatu awal yang sangat dangkal. Tetapi orang harus melewatinya, orang harus memahami seluruh proses batiniah, bukan hanya secara intelektual, dengan kata-kata, melainkan sementara orang hidup dalam keseharian, mengamati diri sendiri dalam cermin hubungan ini. Orang harus secara aktual mengalami apa yang tengah berlangsung di dalam batin--memeriksanya, sadar/eling akan seluruh isinya, tanpa mengingkari, menekan, atau mengesampingkannya. Maka, jika Anda berjalan sejauh itu, dan jika Anda sungguh-sungguh serius, Anda akan menemukan bahwa batin tidak lagi memproyeksikan gambaran apa pun, tidak lagi menciptakan mitos apa pun, ilusi apa pun; ia mulai memahami totalitas dirinya sendiri, dan dengan demikian sangat jernih, sederhana, hening.J Krishnamurti - Hamburg, 1956, Talk 1[Dari: JKrishnamurti.org - Daily Quote]Semar: Mengenal diri sendiri secara total bukan terjadi di dalam meditasi, dalam arti duduk diam di tempat yang sepi, melainkan di dalam cermin hubungan (mirror of relationship): hubungan dengan orang (istri/suami, anak, tetangga, orang yang tidak dikenal dsb), dengan masyarakat, penguasa dan peraturan, dengan alam sekitar, dengan ide-ide, keyakinan/iman, harapan, kekecewaan, kepuasan, penderitaan dsb


Di Luar Kebisingan Kata-KataMenyimak (listening) adalah seni yang tidak mudah didapat, tetapi di situ terdapat keindahan dan pemahaman luhur. Kita menyimak dengan berbagai kedalaman diri kita, tetapi cara menyimak kita selalu disertai suatu prakonsepsi atau berangkat dari suatu sudut pandang tertentu. Kita tidak sekadar menyimak; selalu ada tabir menyela berupa pikiran-pikiran, kesimpulan-kesimpulan dan prasangka-prasangka kita sendiri. ... Untuk dapat menyimak haruslah ada keheningan di-dalam, kebebasan dari ketegangan untuk memperoleh sesuatu, suatu perhatian yang rileks. Keadaan yang waspada tapi pasif ini mampu mendengar apa yang berada di luar kesimpulan kata-kata. Kata-kata membingungkan; itu hanya cara berkomunikasi lahiriah; tetapi untuk menghayati di luar kebisingan kata-kata haruslah ada sikap pasif tapi waspada di dalam menyimak. Mereka yang mencinta dapat menyimak; tetapi amat jarang orang menemukan seorang penyimak. Kebanyakan dari kita selalu mengejar hasil, menggapai cita-cita; kita selamanya mengatasi dan menaklukkan, dan dengan demikian tidak menyimak. Hanya di dalam menyimak kita mendengar nyanyian kata-kata.[Dari: J. Krishnamurti - The Book of Life]Semar: Kita mengira kita sudah tahu dan sudah melakukan penyimakan (listening). Tapi cara kita menyimak kebanyakan keliru: kita menyimak dengan pikiran, dengan tujuan. ... Dalam MMD, kita harus mulai belajar menyimak kembali dari nol: menyimak tanpa pikiran & tanpa tujuan.



>> Menyimak dengan Nyaman>> Pernahkah Anda duduk dengan sangat diam, bukan memusatkan perhatian >pada sesuatu, bukan berupaya untuk berkonsentrasi, melainkan dengan >batin sangat hening, sungguh-sungguh diam? Maka Anda akan mendengar >segala sesuatu, bukan? Anda mendengar suara-suara yang jauh maupun >yang lebih dekat, suara-suara yang amat dekat, yang muncul di dekat >Anda­yang sesungguhnya berarti Anda tengah menyimak terhadap segala >sesuatu. Batin Anda tidak terkungkung pada satu alur sempit. Jika >Anda dapat menyimak dengan cara ini, menyimak dengan nyaman, tanpa >tegang, Anda akan mendapati suatu perubahan luar biasa terjadi dalam >diri Anda, perubahan yang terjadi tanpa Anda kehendaki, tanpa Anda >minta; dan dalam perubahan itu terdapat keindahan luhur dan kedalaman >pencerahan.>> >> [Dari: J. Krishnamurti - The Book of Life]>> >> Semar: >> Sudah jelas.>>>Apakah MENDENGAR bisa diganti MERASAKAN apa-apa pada tubuh, MELIHAT >APA YANG DIPIKIRKAN?.
Menyimak Tanpa UpayaAnda sekarang menyimak saya; Anda tidak berupaya untuk menyimak, Anda sekadar menyimak. Dan jika terdapat kebenaran dalam apa yang Anda dengar, Anda akan mendapati suatu perubahan luar biasa terjadi dalam diri Anda--suatu perubahan yang tidak dipikirkan dulu atau diinginkan, suatu transformasi, suatu revolusi menyeluruh, yang di situ kebenaran itu sendiri berkuasa dan bukan ciptaan batin Anda. Dan kalau boleh saya sarankan, Anda harus menyimak secara itu kepada segala sesuatu--bukan hanya kepada apa yang saya katakan, tetapi juga kepada apa yang dikatakan orang lain, kepada kicau burung-burung, kepada peluit lokomotif, kepada kebisingan bus yang melintas. Anda akan mendapati bahwa semakin banyak Anda menyimak kepada segala sesuatu, makin besar keheningan, dan lalu keheningan itu tidak terputus oleh kebisingan. Hanya jika Anda menentang sesuatu, hanya jika Anda mendirikan penghalang antara Anda dengan apa yang Anda tidak mau simak--hanya di situlah terdapat pergulatan.[Dari: J. Krishnamurti - The Book of Life]Semar: Di sinilah letak perbedaan mendasar antara MMD dengan meditasi vipassana tradisional. Di dalam MMD tidak ada konsentrasi, tidak ada pencatatan, tidak ada memperlambat gerakan secara disengaja; dalam MMD hanya ada sadar/eling, penyimakan terhadap segala sesuatu yang terjadi di luar & di dalam diri kita.


Mengejar pencapaian ... Anda menjadi penyebab perang… Selama ada nasionalisme, selama Anda menjadi seorang Jerman, seorang Rusia atau seorang Amerika, melekat pada kedaulatan, pada nasionalisme eksklusif, Anda pasti mengalami perang. Selama Anda seorang Kristen, dan saya seorang Hindu, atau Anda seorang Muslim dan saya seorang Buddhis, pasti akan ada perang. Selama Anda ambisius, ingin mencapai puncak di masyarakat Anda, mengejar pencapaian dan memuja kesuksesan, Anda akan menjadi penyebab perang.J Krishnamurti - Hamburg, 1956, Talk 1[Dari: JKrishnamurti.org - Daily Quote]Semar: Lihatlah perang yang terjadi di mana-mana pada saat ini. Kita ikut bertanggung jawab atas terjadinya semua peperangan itu, karena batin kita tidak berbeda dengan batin mereka yang berperang: penuh ambisi, rasa berbangsa, beragama secara eksklusif, ingin mencapai puncak kedudukan, bersaing dengan orang lain, kebencian, keserakahan, iri hati, dendam ... dsb.
Menyimak Membawa KebebasanBila Anda berupaya untuk menyimak, apakah Anda menyimak? Tidakkah upaya itu sendiri mengalihkan perhatian sehingga menghalangi penyimakan? Apakah Anda berupaya ketika Anda menyimak sesuatu yang menyenangkan Anda? ... Anda tidak menyadari kebenaran, Anda juga tidak melihat yang palsu sebagai palsu selama batin Anda dipenuhi daya upaya, dipenuhi pembandingan, dipenuhi pembenaran dan pengutukan. ...Menyimak itu sendiri adalah tindakan yang lengkap; tindakan menyimak itu membawa kebebasannya sendiri. Tetapi apakah Anda sungguh-sungguh berminat untuk menyimak, atau berminat untuk mengubah kegoncangan di dalam batin Anda? Jika Anda menyimak ... dalam arti menyadari konflik-konflik dan kontradiksi-kontradiksi Anda tanpa memaksakannya ke dalam suatu pola pikir tertentu, mungkin semua itu akan berakhir. Lihat, kita terus-menerus mencoba menjadi ini-itu, mencoba mencapai suatu keadaan tertentu, mencoba menangkap suatu pengalaman tertentu dan menghindari pengalaman lain, dengan demikian, batin terus-menerus sibuk dengan sesuatu; ia tidak pernah diam untuk menyimak bisingnya pergulatan dan kesakitannya sendiri. Bersikaplah sederhana ... dan jangan mencoba menjadi sesuatu atau menangkap suatu pengalaman.[Dari: J. Krishnamurti - The Book of Life]Semar: Kalau saya mencoba menyimak, saya tidak menyimak; kalau saya merasa menyimak, saya tidak menyimak. Sama seperti kalau saya mencoba mencinta, saya tidak mencinta; kalau saya merasa mencinta, saya tidak mencinta. Kalau saya mencoba menjadi orang baik, saya tidak baik; kalau saya merasa menjadi orang baik, saya tidak baik. Selama ada aku yang mencoba dan merasa, tidak ada penyimakan, tidak ada cinta, tidak ada kebaikan sejati.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Hello. This post is likeable, and your blog is very interesting, congratulations :-). I will add in my blogroll =). If ossible gives a last there on my blog, it is about the Aparelho de DVD, I hope you enjoy. The address is http://aparelho-dvd.blogspot.com. A hug.