Senin, 03 Maret 2008

( Tipitaka Air ) Kisah Samanera Pandita

Pandita adalah seorang putra orang kaya di Savatthi. Ia menjadiseorang samanera pada saat berusia tujuh tahun. Pada hari ke delapansetelah menjadi samanera, ia pergi mengikuti Sariputta Theraberpindapatta, ia melihat beberapa petani mengairi ladangnya danbertanya kepada Y.A. Sariputta thera "Dapatkah air yang tanpakesadaran dibimbing ke tempat yang seseorang kehendaki?" Sang Theramenjawab, "Ya, air dapat dibimbing kemanapun yang dikehendaki seseorang."Mereka kemudian melanjutkan perjalanan, samanera melihat beberapapembuat anak panah memanasi panah mereka dengan api dan meluruskannya.Selanjutnya ia melewati beberapa tukang kayu sedang memotong,menggergaji, dan menghaluskan kayu untuk dibuat roda kereta.Kemudian ia merenung "Jika air yang tidak memiliki kesadaran dapatdiarahkan kemanapun yang seseorang inginkan, jika bambu yang bengkok,yang tanpa kesadaran dapat diluruskan, dan jika kayu yang tanpakesadaran dapat dibuat sesuatu yang berguna, mengapa saya tidak dapatmenjinakkan pikiranku, melatih meditasi ketenangan dan pandangan terang?"Kemudian ia memohon izin kepada Y.A. Sariputta untuk kembali kekamarnya di vihara. Di sana ia bersemangat dan rajin melatih meditasi,menggunakan tubuh jasmani sebagai objek perenungan. Sakka dan paradewa membantu pelaksanaan meditasinya dengan cara menjaga kesunyiansuasana vihara dan sekitarnya. Sebelum waktu makan tiba, samaneraPandita mencapai tingkat kesucian anagami.Waktu itu, Y.A. Sariputta membawakan makanan untuk samanera. SangBuddha melihat dengan kemampuan batin luar biasa-Nya bahwa SamaneraPandita telah mencapai tingkat kesucian anagami, dan jika iameneruskan melaksanakan meditasi, maka tidak lama lagi mencapaitingkat kesucian arahat. Kemudian Sang Buddha memutuskan untukmencegah Sariputta memasuki kamar samanera. Sang Buddha berdiri dimuka pintu kamar samanera dan mengajukan beberapa pertanyaan kepadaSariputta Thera. Ketika percakapan berlangsung di tempat itu, samaneramencapai tingkat kesucian arahat. Jadi, samanera mencapai tingkatkesucian arahat pada hari ke delapan setelah ia menjadi samanera.Berkenaan dengan hal itu, Sang Buddha berkata kepada para bhikkhu divihara, "Ketika seseorang dengan sungguh-sungguh melaksanakan Dhamma,Sakka dan para dewa akan melindunginya dan menjadi pelindung. Sayasendiri mencegah Sariputta masuk di muka pintu kamar, sehinggasamanera Pandita tidak terganggu. Samanera setelah melihat petanimengairi ladangnya, pembuat anak panah meluruskan panah-panah mereka,dan tukang kayu membuat roda kereta, mengendalikan pikirannya danmelaksanakan Dhamma, ia sekarang telah menjadi seorang arahat."Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 80 berikut ini:Pembuat saluran air mengalirkan air,tukang panah meluruskan anak panah,tukang kayu melengkungkan kayu,orang bijaksana mengendalikan dirinya.





Anda tidak dapat membuat keputusan yang tepat tanpa memahami betulsituasinya, anda harus mengetahui inti suatu persoalan untukmengetahui pemecahannya

Lebih baik belajar kebijaksanaan orang daripada mengikuti kebiasaan mereka

Tidak ada komentar: