Selasa, 26 Februari 2008

Kisah Mahakappina Thera ( Pembabaran )

Mahakappina adalah raja dari Kukkutavati. Ia mempunyai seorangpermaisuri bernama Anoja. Ia juga memiliki seribu orang menteri yangmembantu kelangsungan pemerintahan.Suatu hari, Raja bersama seribu orang menteri pergi ke taman. Di sanamereka bertemu dengan beberapa pedagang dari Savatthi. Mendengartentang Buddha, Dhamma, dan Sangha dari para pedagang, Raja danmenteri-menterinya segera pergi ke Savatthi.Pada hari itu, ketika Sang Buddha mengamati dunia dengan kemampuanbatin luar biasa-Nya, Beliau melihat bahwa Mahakappina dan paramenterinya sedang dalam perjalanan menuju Savatthi. Beliau jugamengetahui bahwa mereka dapat mencapai tingkat kesucian arahat.Sang Buddha pergi ke suatu tempat yang jauhnya 120 yojana dariSavatthi intuk menemui mereka. Di bawah pohon Banyan di tepi sungaiCandabhaga, Sang Buddha menunggu mereka.Raja Mahakappina dan para menterinya datang ke tempat dimana SangBuddha menunggu. Ketika mereka melihat Sang Buddha dengan enam warnaterpancar dari tubuhnya, mereka mendekati Sang Buddha dan menghormatbeliau. Sang Buddha kemudian memberikan khotbah kepada mereka. Setelahmendengarkan khotbah itu, raja dan para menterinya mencapai tingkatkesucian sotapatti. Mereka memohon kepada Sang Buddha untuk diterimamenjadi bhikkhu. Sang Buddha melihat masa lalu (kehidupan lalu)mereka, dan mengetahui bahwa mereka sudah pernah mempersembahkan jubahkuning pada kehidupan lampau. Beliau lalu berkata kepada mereka, "Ehibhikkhu", dan mereka semua menjadi bhikkhu.Sementara itu, Permaisuri Anoja, mendengar tentang kepergian raja keSavatthi, memanggil istri dari seribu orang menterinya danbersama-sama mereka mengikuti jalan yang dilalui raja. Mereka jugasampai ke tempat dimana Sang Buddha sebelumnya menemui rajaKukkutavati. Mereka menemui Sang Buddha yang memancarkan enam warnadan kemudian menghormat Beliau. Pada saat itu Sang Buddha dengankemampuan batin-Nya, membuat raja dan para menterinya tidak dapatdilihat, sehingga istri-istri mereka tidak dapat melihat mereka. Olehkarena itu, ratu bertanya dimana raja dan para menterinya berada. SangBuddha berkata kepada ratu dan rombongannya untuk menunggu beberapasaat dan menyatakan tak lama lagi raja akan datang bersama paramenterinya. Kemudian Sang Buddha memberikan khotbah lain kepadamereka. Pada saat khotbah berakhir, raja dan para menterinya mencapaitingkat kesucian arahat. Ratu dan para istri menteri mencapai tingkatkesucian sotapatti. Setelah itu ratu dan rombongannya melihat bhikkhuyang baru saja ditahbiskan dan mengenali mereka bahwa merekasebelumnya adalah suaminya.Wanita-wanita itu kemudian memohon izin kepada sang Buddha untukditerima menjadi bhikkhuni; mereka langsung pergi ke Savatthi. Di sanamereka diterima menjadi bhikkhuni, dan tak lama kemudian mereka jugamencapai tingkat kesucian arahat. Kemudian Sang Buddha kembali keVihara Jetavana bersama seribu bhikkhu.Di Vihara Jetavana, Mahakappina ketika beristirahat sepanjang malamatau pada siang hari sering berkata, "Oh, bahagia!" (Aho Sukham). Parabhikkhu yang mendengarkan beliau mengucapkan kata-kata itu beberapakali dalam sehari, melaporkan hal tersebut kepada Sang Buddha. Kepadamereka sang Buddha menjawab "Anakku Kappina telah merasakan bahagianyakehidupan dalam Dhamma dengan pikiran yang tenang, ia mengucapkankata-kata itu sebagai ungkapan kegembiraan yang meluap-luap berkenaandengan nibbana."Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 79 berikut ini:Ia yang mengenal Dhamma akan hidup berbahagiadengan pikiran yang tenang.Orang bijaksana selalu bergembira dalam ajaranyang dibabarkan oleh para Ariya.

Tidak ada komentar: