Selasa, 26 Februari 2008

"mencaci maki" Setetes Dhamma Sebongkah Berlian

Asurinda, seorang pengikut Brahmana Bharadvaja,mendengar bahwa pemimpin kaumnya telah memasuki Sanghadari Pertapa Gotama. Dengan marah dan merasa tidaksenang, ia pergi ke tempat Sang Bhagava berada danmencerca serta memaki-Nya dengan kata-kata kasar dankeras. Setelah ia berbicara, Sang Bhagava-tetap diamAsurinda berkata, "Engkau telah terkalahkan, Pertapa,Engkau telah terkalahkan!" Sang Bhagava menjawab:Orang bodoh berpikir bahwa ia telah memenangkan suatupertempuran ketika ia mencaci maki dengan ucapankasar, tetapi dengan mengetahui bagaimana harusbersabar, itulah yang membuat seseorang menjadimenang.Yang lebih jelek di antara dua adalah ia yang, ketikadimaki, membalas (memaki). Seseorang yang tidakmembalas memenangkan suatu petempuran yang sulit untukdimenangkan.Mengetahui bahwa orang lain sedang marah, seseorangyang tetap berhati-hati dan tenang bertindak untukkepentingannya sendiri yang terbaik dan untukkepentingan orang lain juga.Ia adalah penyembuh baik bagi dirinya maupun jugaorang lain. Ia dianggap sebagai si bodoh hanya olehmereka yang tidak memahami Dhamma.Samyutta Nikaya

Tidak ada komentar: