Minggu, 03 Februari 2008

"Rasa Takut Akan Kematian" Setetes Dhamma Sebongkah Berlian

Pada suatu, ketika brahmana Janussoni mendekati SangBuddha dan menyapa Beliau demikian:"Tuan Gotama, saya mempertahankan dan memegang pandangan bahwa tidak ada orang yang tidak takut akankematian, yang tidak gentar akan kematian.""Brahmana, memang ada orang yang takut akan kematian,yang gentar akan kematian. Tetapi juga ada orang yangtidak takut akan kematian, yang tidak gentar akankematian. Dan siapakah orang yang takut akan kematiandan siapakah yang tidak takut akan kematian?"Brahmana, ada orang yang tidak bebas dari nafsukesenangan indera, tidak bebas dari nafsu dan cintaterhadap kesenangan-kesenangan indera, tidak bebasdari kehausan dan kerinduan mengejarnya, tidak bebasdari nafsu keinginan terhadap kesenangan-kesenanganindera. Lalu ada penyakit serius yang menimpa dia.Karena terserang penyakit serius, dia berpikir: 'Oh,kesenangan-kesenangan indera tercinta ini akanmeninggalkan aku, dan aku terpaksa meninggalkanmereka!' Oleh karenanya dia bersedih hati, meratap,meraung-raung, menangis memukuli dadanya dan menjadikacau. Orang inilah yang takut akan kematian, yanggentar akan kematian."Selanjutnya, brahmana, ada orang yang tidak bebasdari nafsu terhadap tubuh ini, tidak bebas dari nafsudan cinta terhadap tubuh ini, tidak bebas darikehausan dan kerinduan terhadapnya, tidak bebas darinafsu keinginan terhadap tubuh. Lalu ada penyakitserius yang menimpa dia. Karena terserang penyakitserius, dia berpikir: 'Oh, tubuh tercinta ini akanmeninggalkan aku, dan aku terpaksa meninggalkannya.'Oleh karenanya dia bersedih hati ... dan menjadikacau. Orang inilah juga yang takut akan kematian,yang gentar akan kematian."Selanjutnya, brahmana, ada orang yang belum melakukanapa pun yang bajik dan bermanfaat, yang belum membuatperlindungan bagi dirinya sendiri; tetapi dia telahmelakukan apa yang jahat, kejam dan buruk. Lalu adapenyakit serius yang menimpa dia. Karena terserangpenyakit serius, dia berpikir: 'Oh, aku belummelakukan apa pun yang bajik dan bermanfaat, aku belummembuat perlindungan bagi diriku sendiri; tetapi akutelah melakukan apa yang jahat, kejam dan buruk. Darisini aku akan pergi ke tempat bagi mereka yangmelakukan tindakan­-tindakan semacam itu.' Olehkarenanya dia bersedih hati ... dan menjadi kacau.Orang inilah juga yang takut akan kematian, yanggentar akan kematian."Selanjutnya, brahmana, ada orang yang memilikikeraguan dan kebingungan tentang Dhamma yang baik danbelum sampai pada kepastian di dalamnya. Lalu adapenyakit serius yang menimpanya. Karena terserangpenyakit serius, dia berpikir: `Oh, aku penuh keraguandan kebingungan tentang Dhamma yang baik dan belumsampai pada kepastian di dalamnya!' Oleh karenanya diabersedih hati, meratap, meraung-raung, menangismemukuli dadanya dan menjadi kacau. Orang inilah jugayang takut akan kematian, yang gentar akan kematian."Brahmana, inilah empat jenis manusia yang takut akankematian dan yang gentar akan kematian."Tetapi brahmana, siapakah orang yang tidak takut akankematian?"Brahmana, ada orang yang bebas dari nafsu terhadap kesenangan indera, bebas dari nafsu dan cintaterhadapnya, bebas dari kehausan dan kerinduanmengejarnya, bebas dari nafsu keinginan terhadapkesenangan-kesenangan indera. Bila ada penyakit seriusyang menimpanya, tidak ada buah-pikir semacam iniyang datang kepadanya: 'Oh, kesenangan-kesenanganindera tercinta ini akan meninggalkan aku, dan akuterpaksa meninggalkan mereka!' Oleh karenanya diatidak bersedih hati, meratap, meraung-raung, menangismemukuli dadanya atau menjadi kacau. Orang inilah yangtidak takut akan kematian, yang tidak gentar akankematian."Selanjutnya, brahmana, ada orang yang bebas darinafsu terhadap tubuh ini ... Bila ada penyakit seriusmenimpanya, tidak ada pemikiran semacam ini yangdatang padanya: 'Oh, tubuh tercinta ini akanmeninggalkan aku, dan aku terpaksa meninggalkannya.'Oleh karenanya dia tidak bersedih hati ... ataumenjadi kacau. Orang inilah juga yang tidak takut akankematian, yang tidak gentar akan kematian."Selanjutnya, brahmana, ada juga orang yang tidakmelakukan apa pun yang jahat, kejam atau buruk,tetapi telah melakukan apa yang bajik dan bermanfaat,yang telah membuat perlindungan bagi dirinya sendiri.Bila ada penyakit serius yang menimpanya, pemikiranini datang kepadanya: "Aku tidak melakukan apa punyang jahat, kejam atau buruk, tetapi telah melakukanapa yang bajik dan bermanfaat, aku telah membuatperlindungan bagi diriku sendiri. Dari sini aku akanpergi menuju tempat bagi mereka yang melakukantindakan-tindakan semacam itu." Oleh karenanya diatidak bersedih hati ... atau menjadi kacau. Oranginilah juga yang tidak takut akan kematian, yang tidakgentar akan kematian."Selanjutnya, brahmana, ada orang yang tidak memilikikeraguan dan kebingungan tentang Dhamma yang baik dantelah memperoleh kepastian di dalamnya. Bila adapenyakit serius yang menimpanya, pemikiran ini datangkepadanya: "Aku bebas dari keraguan dan kebingungantentang Dhamma yang baik dan telah memperolehkepastian di dalamnya." Oleh karenanya dia tidakbersedih hati, meratap, meraung-raung, menangismemukuli dadanya atau menjadi kacau. Orang inilah jugayang tidak takut akan kematian, yang tidak gentar akankematian."Inilah, brahmana, empat jenis manusia yang tidaktakut akan kematian dan tidak gentar akan kematian."Luar biasa, Guru Gotama! ... Biarlah Guru Gotamamenerimaku sebagai pengikut awam yang telah pergiberlindung sejak hari ini sampai akhir hayat."Rasa Takut Akan Kematian(IV, 184)Angguttara Nikaya

Tidak ada komentar: