Kamis, 17 Januari 2008

Cerita Budha

Tepat pada waktunya Kisa Gotami hamil, dan sesudahsepuluh bulan, lahirlah seorang anak lelaki. Tetapianak itu meninggal dunia segera setelah ia dapatberjalan. Kisa Gotami tidak pernah mengalami peristiwakematian sebelumnya, dan ketika orang-orang datanguntuk membawa mayat anak itu untuk dikremasi, iamenghalangi mereka untuk berbuat demikian, denganmengatakan pada dirinya sendiri, "Aku akan mendapatkanobat bagi anakku." Dengan memondong anak yang telahmeninggal itu di pinggulnya, ia pergi dari rumah kerumah, bertanya, "Apakah engkau bisa menyembuhkananakku?" Setiap orang mengatakan kepadanya, "Nyonya,engkau benar-benar gila dengan mencari obat bagianakmu," tetapi ia berlalu begitu saja sambilberpikir, "Sesungguhnyalah, aku akan menemukanseseorang yang mengetahui obat yang tepat untukanakku." Sekarang, seorang bijaksana melihatnya danberpikir pada dirinya sendiri, "Aku harusmenolongnya." Maka ia berkata, "Nyonya, aku tidakmengetahui apakah anakmu bisa sembuh, tetapi adaseseorang yang akan mengetahuinya, dan aku mengenalorang itu.""Tuan, siapakah yang akan mengetahuinya?" "Nyonya,Sang Bhagava yang akan mengetahuinya; pergilah danbertanyalah kepada Beliau."Maka, ia pergi kepada Sang Bhagava, memberi hormatkepada Beliau, berdiri pada salah situ sisi, danbertanya, "Guru yang patut dimuliakan, apakah benarsebagaimana orang-orang katakan bahwa Engkaumengetahui suatu obat bagi anakku?""Ya, Aku mengetahuinya.""Lalu, apakah yang kuperlukan?""Beberapa biji mostar.""Aku akan mendapatkannya, Guru yang patut dimuliakan,tetapi dari rumah siapakah?""Dapatkan hal itu dari sebuah rumah yang tidak pernahada anak lelaki, anak perempuan, atau siapa raja yangmeninggal.""Baiklah, Guru," jawab Kisa Gotami, dan setelahmemberi hormat kepada Sang Bhagava, dan sesudahmemondong anak yang meninggal itu di pinggulnya, iapergi ke desa dan berhenti pada rumah yang pertamakali dijumpainya."Apakah engkau mempunyai biji mostar? Merekamengatakan bahwa itu dapat mengobati anakku." Merekamemberinya biji tersebut, dan kemudian ia bertanya,"Kawan, pernahkah ada anak laki atau anak perempuanyang meninggal dalam rumah ini?""Apakah yang engkau tanyakan, Nyonya? Yang hidup hanyasedikit dan yang mati banyak.""Kalau begitu, ambillah kembali biji-bijimu, karenaitu tidak akan dapat mengobati anakku," ia berkatasambil mengembalikan biji-biji yang telah merekaberikan kepadanya.Dengan cara itu, ia pergi dari rumah ke rumah tetapiia tidak pernah menemukan seseorang pun yang memilikibiji mostar yang diperlukannya, dan ia berpikir, "Oh!Ini adalah suatu tugas sulit bagiku. Kupikir hanya akuseorang yang kehilangan seorang anak, namun dalamsetiap desa, kematian ternyata lebih banyak daripadakehidupan." Ketika ia merenung, pikirannya yang telahgoyah sekarang menjadi tenang.Dhammapada Atthakata

Tidak ada komentar: