Minggu, 20 Januari 2008

"Istana Lata" Setetes Dhamma Sebongkah Berlian

Yang Terberkahi sedang berdiam di Savatthi, diJetavana. Pada waktu itu, di Savatthi ada seorangumat awam yang mempunyai anak perempuan bemama Lata.Dia adalah gadis yang cerdas, terpelajar, dan mantapdalam kebajikan. Setelah menikah, dia hidup di rumahsuaminya. Sikapnya manis kepada suaminya dan kepadamertuanya. Tutur katanya menyenangkan. Kepada parapelayan pun dia rumah dan bersikap baik. Dia mampumenangani masalah-masalah rumah tangga, berwatak baik,sempuma dalam praktek moralitas, dan bergembira dalamkedermawanan. Dia rajin menjalankan lima peraturanyang tak terkoyak dan menjalankan hari-hari Uposatha.Setelah beberapa saat, dia meninggal dan terlahir lagisebagai putri Raja Vessavana yang agung. Tetapinamanya masih tetap Lata. Ada empat saudaraperempuannya yang lain: Sajja, Pavara, Acchimati danSuta. Mereka berlima dibawa oleh Sakka, raja paradewa, dan ditempatkan pada posisi pelayan Sakkasebagai perempuan penari. Tetapi Lata adalah favoritSakka karena dia terampil menyanyi, menari, dansebagainya.Suatu ketika mereka berkumpul, dan suatu perselisihanmuncul mengenai keahlian musik. Mereka semua pergimenghadap Raja Vessavana dan bertanya, "Ayah, diantara kami, siapakah yang terbaik dalam menari dansebagainya?" Beliau berkata demikian: "Putri-putriku,pergilah dan pamerkan musikmu di tengah pertemuan paradewa di tepi Danau Anotatta. Di sana, keahlianmu akantampak jelas." Mereka melakukannya. Di sana, para dewamuda tidak dapat menahan diri ketika Lata menari.Penuh tawa, penuh kekaguman, mereka bertepuk tiadahenti sambil melambaikan pakaiannya. Mereka membuatkegaduhan yang menyebabkan Himavant seakan-akanbergetar. Tetapi ketika yang lain menari, mereka dudukterdiam bagaikan burung tekukur di musim dingin. Jadidi tengah pertemuan itu, keahlian Lata tampak jelas.Kemudian suatu pemikiran muncul pada diri Suta,"Karena tindakan apakah maka Lata ini melebihi kami didalam keagungan dan kemegahan? Baiklah, saya akanbertanya tentang tindakan yang telah dilakukan olehLata." Suta pun bertanya kepada Lata. Suta menjelaskanmasalahnya kepada Lata. Raja Vessavana yang agungmenceritakan secara lengkap hal yang sama kepada Y.M.Maha-Moggallana ketika beliau mengunjungi alam-dewa.Beliau kemudian menceritakan kepada Sang Buddhatentang inti pertanyaan itu, dan berkata:1 "Lata dan Sajja dan Pavara, Acchimati dan Suta, paradevata, para putri raja Vessavana, raja yang besar,raja yang paling agung, bersinar dengan sifat-sifatluhur yang cemerlang.2 Di sini lima perempuan itu datang ke air yang sejuk,ke sungai berkah yang penuh teratai untuk mandi.Setelah para devata ini mandi di sana, bermain disana, menari dan menyanyi, Suta berkata kepada Lata:3 Saya bertanya kepadamu – engkau yang memakai untaianteratai biru dan rangkaian bunga di dahi, yangberkulit keemasan, dengan mata bagaikan tembaga hitam,bersinar bagaikan langit, dengan masa-hidup yangpanjang, apa yang menyebabkan nama baikmu terbentuk?4 Mengapa engkau, sahabatku, paling dicintai olehtuanmu, sungguh amat indah dan elok, pandai menari,menyanyi, dan memainkan alat musik? Jelaskanlah kepadakami, engkau yang ditanya oleh para lelaki danperempuan."Lata, ketika ditanya oleh Suta, berkata:5 'Ketika terlahir sebagai manusia di antara manusia,saya adalah menantu di sebuah keluarga sangat kaya.Saya tidak memiliki kemarahan, patuh pada suami, rajinmenjalankan (hari-hari) Uposatha.6 Ketika saya terlahir sebagai manusia, masih muda dantak bersalah, dengan pikiran penuh keyakinan sayamembahagiakan tuanku, ipar-lakiku, kedua mertuaku, danpara pelayan. Karena inilah maka terbentuk namabaikku.7 Lewat tindakan bajik itu saya sendiri menonjol didalam empat hal: masa-hidup (yang panjang), keelokan,kebahagiaan, dan kekuatan. Tidak sedikit pemainan dankegembiraan yang kini saya alami.'8 Sudahkan kalian mendengar apa yang dikatakan Lataini? Apa yang kita tanyakan telah dijawabnya. 'Suamimerupakan keberadaan yang unggul bagi kita paraperempuan. Suami adalah devata agung bagi perempuan.9 Marilah kita semua di dalam Dhamma melayanisuami-suami kita di mana pun para perempuan adalahistri yang setia. Setelah di dalam Dhamma melayanisuami, kita akan menerima apa yang dikatakan olehLata.'10 Bagaikan seekor singa yang berkelana di hutan-hutangunung, berdiam di gunung, penopang bumi setelahmembunuh secara paksa (binatang-binatang) berkakiempat lainnya –karena ia memang pemakan daging melahapbinatang-binatang yang lebih lemah11 Demikian pula di sini seorang pengikut awamperempuan dari mereka yang luhur —karena memilikikeyakinan, bergantung pada suami mereka, setiaterhadap tuannya setelah membunuh kemarahan danmenanggulangil ketamakan, dia yang berjalan di dalamDhamma bersukacita di surga."ISTANA LATA(Latavimana)Vimanavatthu (Cerita-cerita Istana Alam Dewa)

Tidak ada komentar: