Kamis, 06 Maret 2008

"Minuman Keras" Setetes Dhamma Sebongkah Berlian

Minum minuman keras adalah sumber berbagai penyakit.Memahami akan hal ini, orang yang baik berusahamempengaruhi orang lain agar meninggalkan minumankeras, meskipun dalam melakukannya ia menodai dirinyasendiri.Suatu ketika Bodhisattva lahir sebagai Sakra, RajaPara Dewa. Belas kasih telah memurnikan hatinya,setiap perbuatannya senantiasa ditujukan demimeningkatkan kebahagiaan serta kebajikan makhluk lain,melalui perbuatan dana, sila dan tyaga. Meskipun iasangat menikmati segala kesenangan duniawi yangdimiliki oleh para dewa, tak sesaat pun Iamengendurkan usahanya bagi kebajikan dunia.Sebagaimana para pemimpin, yang sangat mabuk oleharak keras keagungan hingga kehilangan kewaspadaanserta lupa bahkan terhadap kepentingannya sendiri,mereka sudah seperti orang yang sudah gila. Sakra,sebaliknya, tak membiarkan kemabukan pada kekuasaanmempengaruhi batinnya. Bahkan, ketertarikannya padakebajikan bagi semua makhluk terus berkembang,menyadari kecenderungan dirinya sendiri dengan baik,ia sama sekali tak mengabaikan kepentingan orang lain.Belas kasihnya kepada semua makhluk sedemikian besarhingga ia bahkan memperhatikan makhluk hidup sekecilapa pun yang sangat menderita.Pada suatu hari, sebagai seorang Mahasattva yangmengarahkan pandangannya terhadap umat manusia,pandangannya yang tajam serta kuat sebagaimanasifatnya, penuh maitri serta karuna, tertuju padaseorang raja bernama Sarvamitra, `Sahabat Bagi Semua'.Raja ini, dikarenakan oleh persahabatannya denganorang-orang yang tidak baik, terikat sangat kuatterhadap arak yang keras, dengan mana ia bergaul, baikdengan berbagai macam rakyatnya maupun parapunggawanya. Melihat bahwa raja tersebut tidakmemperlihatkan perasaan bersalah dari meminum minumankeras, Mahasattva merenung dengan hati belas kasihnya:"Kemalangan besar apakah yang akan menimpa orang ini?Aduh! Menyenangkan pada mulanya, minuman keras membawapada kegelapan serta kehancuran yang berat. Yangdemikian ini merupakan jalan persimpangan, yang tampakmenarik akan tetapi menjauhkan dari pencerahan; merekayang menuruti daya tarik arak, tak akan menyadarikejahatan yang dipeluknya. Tetapi apa yang haruskulakukan?"Setelah merenung dengan seksama, Sakra segera melihatapa yang harus dilakukannya. "Apakah sebabnya,jelaslah kiranya. Sudah menjadi sifat manusia, meniruorang yang terpandang di antara mereka. Raja,karenanya, menjadi orang yang harus disadarkan,mengingat bahwa karena dirinyalah segala kebajikanserta kejahatan rakyatnya akan mengikuti."Untuk itu Mahasattva lalu bersalin rupa menjadiseorang brahmana mulia. Bersinar bagaikan emas murni,ia tak pernah terpengaruh oleh hal-hal yang rendah;rambutnya kusam serta gimbal, tubuhnya tertutup olehjubah pertapa dari kulit kayu yang keras serta kulitrusa.Ketika Raja Sarvamitra sedang duduk-duduk bersamapara sahabatnya, membicarakan tentang mutu arak yangbegini dan begitu, Sakra muncul di hadapan mereka,berdiri di angkasa, sebuah kendi berukuran sedangtergantung di pinggang kirinya. Membuat terkejut sertatakjub yang sedang berkumpul, lalu mereka bangkit dariduduknya, menangkupkan kedua telapak tangannya penuhhormat.Dengan suara yang menggetarkan bagaikan petir awanhujan Sakra bernyanyi:"Lihatlah kendi ini yang terisi penuh hinggalehernya, bunga mekar tersenyum melingkari lehernya!Ukiran tangan dengan hiasan yang kemilau,Siapa yang mau membeli mustika menggiurkan ini?"Kendi bagus ini, dihiasi dengan bunga indah, betapabangganya dia memakai dedaunannya yang bagus sekali.Mari, siapa di antara kalian yang ingin membelinya?"Takjub pada pemunculan yang demikian, raja menatapbrahmana dengan rasa hormat. Mengangkat tangananjalinya, ia menjawab: "Engkau muncul seterangmatahari, seagung bulan, seperti seorang Mahamuni.Siapakah panggilan namamu di dunia ini? Engkau munculdengan cara yang begitu berbeda hingga membuat kamikeheranan."Sakra menjawab: "Beli saja kendi ini. Setelah ituEngkau akan tahu siapa aku. Belilah, jika kalian tidakmerasa takut menderita dalam hidup yang akan datang,atau bencana akan terus datang sekarang."Raja menjawab: "Aku tak pernah mendengar apa pun yangdijual dengan cara seperti ini sebelumnya. Pedagangbiasanya memuji keunggulan barangnya, semua akanmenyembunyikan kekurangannya. Caramu telah menunjukkansiapa dirimu, karena makhluk-makhluk suci membencikesalahan. Mereka mengucapkan kebajikan tanpameninggalkan kebenaran, bahkan meski dalam kesulitan."Katakan kepadaku, Manusia Utama, apa sebenarnya yangada di dalam kendimu? Dan apa yang sebenarnyadiinginkan orang mulia sepertimu sebagai imbalannya?"Sakra menjawab: "Dengarlah baik-baik, Raja Agung.Kendi ini tidak berisi air, bukan air yang keluar dariawan, bukan air yang mengalir dari mata air suci. Iatidak beraroma madu yang dikumpulkan dari sari bunga;bukan pula sari mentega; bahkan juga bukan susu yangberwarna bagai bulan yang membuat mekar bunga kumudadi malam hari yang tiada mendung. Bukan, kendi inipenuh dengan kejahatan yang sesungguhnya hinggalehernya.Dan kini jika Engkau mengijinkan, aku akanmenyebutkan kebajikan dari minuman ini:"Jika Engkau minum dari kendi ini seluruhpengendalian diri akan meninggalkanmu. Ingatan akanmelupakanmu, Engkau akan tersandung bahkan di atastanah lunak. Bingung serta tumpul, Engkau tak akanmemedulikan Apakah yang kaumakan patut dimakan atautidak. Demikianlah air yang terkandung di dalam kendiini. Silahkan beli kendi yang tanpa cela ini!"Menyebabkan hilangnya pancaindra, dan berbuat tanpamenyadarinya! Menjadikan bagai binatang, berbicaratanpa berpikir, Sementara musuh-musuhmu tertawa seolahEngkau sedang menari-nari di antara mereka, Menarimengikuti pukulan gendang kata-katamu sendiri yangtanpa disadari. Silahkan beli kendi ini! Ia kosongdari segala kebajikan!"Ketika mereka minum dari kendi ini, Bahkan yangpemalu kehilangan kepantasan – Melepaskan pakaiannyaberjingkrak di jalanan. Demikianlah cairan yangterdapat di dalam kendi ini, Dan kini ia ditawarkankepadamu! Minum dan tergeletak tanpa sadar, berlepotandengan muntahan, Anjing semaunya menjilati mukamu.Betapa senangnya membeli yang ada dalam kendi ini!"Minum dan minumlah dengan rakus yang ada di dalamkendi ini! Pukul orang tuamu hingga mati dan bunuhDewa Kekayaan! Tumpahkan hidupmu hingga kering,minumlah pikiranmu hingga habis! Seperti Andhaka danVrishnaya bersaudara, Yang satu sama lain salingmemukul. Begitulah kegilaan yang dapat ditemukan dalamkendi ini."Jika Engkau menginginkan apa yang ada dalam kendiini, Engkau akan kehilangan kedudukanmu –kemuliaanmuakan lenyap, Engkau akan kehilangan nama baikmu. Hartaserta rumahmu habis, keluargamu hancur – Yang di dalamkendi ini batal dijual! Tangis dan tawa dengandemikian terhindarkan mata sayu serta kebodohan yangseperti orang kerasukan yaksa, Menghindarkan menjadiobjek cemoohan Pikiran kotormu terdapat dalam bejanaini!"Minum menyebabkan perasaan menyesal di hari tua; iamelemahkan keinginan untuk melakukan apa yang baikbagi diri sendiri. Pikiran jernih terabaikan,perbuatan tergesa-gesa lalu timbul. Di sini, di dalamkendi inilah kesemua itu, bahkan masih banyak lagi!"Disebabkan oleh cairan ini dewa tua menjadi takterkendali, dan dilucuti dari keagungannya oleh rajapara dewa, basah kuyup di dalam samudra sambil mencaripertolongan. Seperti itulah malapetaka yangditimbulkan oleh kendi ini!"Berkata tidak benar seolah-olah benar, karenanyakehilangan perasaannya terhadap benar dan salah Engkauakan melakukan perbuatan yang tak seharusnyadilakukan. Di sinilah di dalam kendi ini kutukanberwujud! Ibu dari kedosaan, kebodohan sertakepedihan, Sumber segala kejahatan, jalan menujusegala kegilaan, Di sinilah di dalam kendi inikegelapan batin yang menakutkan!"Aku memberi penawaran ini pada Raja Agung untukmembelinya! Biarlah ia kehilangan indriawinya danmembunuh para pertapa Tanpa memikirkan selanjutnya,Dan juga membunuh orang tuanya sendiri!"Wahai Pemimpin Manusia, yang dipandang sebagai dewadi dunia ini, begitulah cairan ini. Biarlah siapa puntak bersahabat dengan kebajikan dengan membelinya disini."Barang siapa bergantung pada barang ini akanterbiasa dengan perbuatan salah. Tak diragukan lagi iaakan jatuh ke dalam neraka, atau dalam kelahiransebagai binatang ataupun peta. Lalu siapakah yangbahkan mau melihat kendi ini?"Bahkan sekedar meminumnya sedikit berpengaruh padakehidupan ini, dengan pelan menghancurkan sifat baikserta nalarnya, mengarahkan orang menuju padakebinatangan, danawa, bahkan hingga ke pintu nerakauntuk terbakar dalam api yang berkobar-kobar."Singkatnya, minum arak mematikan sifat baik,membunuh nama baik, menghancurkan rasa malu danmengotori pikiran. Wahai Baginda, mengetahui semuaini, bagaimana bisa engkau membiarkan dirimu menjadipeminum?"Kata-kata yang sedemikian berikut alasan-alasannyamenyadarkan raja dari sifat arak yang menghancurkan.Melenyapkan seluruh keinginan untuk minum, raja laluberkata kepada Sakra:"Engkau telah mempengaruhiku seolah seperti kasihsayang seorang ayah yang mempengaruhi putranya, atauseperti seorang guru yang tergerak hatinya oleh baktisiswanya. Engkau mengajar seolah seperti seorang Muniyang memahami cara yang tepat. Kebajikanmu telahmemberi kami kebajikan besar; mohon terimalah sesuatudari kami sebagai balasan."Aku akan memberimu lima desa, seratus orang budak,lima ratus ekor sapi, juga sepuluh kereta yang ditarikoleh kuda-kuda terbaik: Kesemuanya demikian pula yanglain, yang mungkin kau inginkan, mengingat bahwaEngkau telah menjadi guru bagiku. Apa pun lainnya yangkauinginkan karenanya, Oh Yang Mulia, mohon terimalahsebagai persembahanku."Sakra menjawab: "Aku tak menginginkan desa, aku jugatak membutuhkan budak-budak. Ketahuilah, Wahai Raja,diriku adalah Raja Para Dewa. Dan ketahuilah jugabahwa, orang yang membicarakan kebajikan takmenginginkan apa pun kecuali ajarannya diterima dandilaksanakan, dengan cara demikian akan membawakeagungan serta kemuliaan, setelah kematiannya ia akanpergi ke alam bahagia. Untuk itu, buanglah kebiasaanmuminummu. Berpeganglah teguh pada perbuatan benar,Engkau kelak akan dapat berbagi surga denganku."Setelah memenuhi kehendaknya, Sakra menghilangseketika. Sang raja bersama orang-orangnya, kemudianmenjauhi minuman keras untuk selama-lamanya.Dari kisah ini orang dapat melihat betapa besarnyapenderitaan yang diakibatkan minuman keras, danbagaimana orang baik akan berusaha mengubah orang laindari keburukannya, tak perlu dikatakan lagi demikianpula terhadap dirinya sendiri. Kisah ini juga sesuaipada saat memuji keagungan Tathagata, dan juga padasaat menunjukkan bagaimana Sang Bhagavan membawakebajikan bagi makhluk hidup dalam kehidupannya yanglampau.KUMBHA JATAKAKISAH TENTANG KENDIJATAKAMALA

Tidak ada komentar: