Senin, 03 Maret 2008

"Makan Daging = Busuk? tidak suci?" Setetes Dhamma Sebongkah Berlian

Pertapa Tissa berkata kepada Buddha Kassapa:1 Orang bajik yang makan padi-padian, buncis dankacang-kacangan, dedaunan dan akar-akaran yang dapatdimakan, serta buah dari tanaman rambat apa pun yangdiperoleh dengan benar, tidak akan berbohong karenakesenangan indera.2 O, Kassapa, engkau makan makanan apa pun yang diberikan orang lain, yang disiapkan dengan baik,diatur dengan indah, bersih dan menarik; dia yangmenikmati makanan seperti itu, yang terbuat dari nasi,berarti makan [daging yang membusuk, yangmengeluarkan] bau busuk.3 O, brahmana, walaupun engkau mengatakan bahwaserangan bau busuk itu tidak berlaku bagimu sementarakamu makan nasi dengan unggas yang disiapkan denganbaik, tetapi aku bertanya padamu apa arti ini: sepertiapa yang kau sebut bau busuk itu?4 Buddha Kassapa: Mengambil kehidupan, memukul, melukai, mengikat, mencuri, berbohong, menipu,pengetahuan yang tak berharga, berselingkuh; inilahbau busuk. Bukan makan daging.5 Di dunia ini, para individu yang tidak terkendalidalam kesenangan indera, yang serakah terhadap yangmanis-manis, yang berhubungan dengan tindakan-tindakanyang tidak murni, yang memiliki pandangan nihilisme,yang jahat, yang sulit diikuti; inilah bau busuk.Bukan makan daging.6 Di dunia ini, mereka yang kasar, sombong, memfitnah,berkhianat, tidak ramah, sangat egois, pelit, dantidak memberi apa pun kepada siapa pun, inilah baubusuk. Bukan makan daging.7 Kemarahan, kesombongan, kekeras kepalaan,permusuhan, penipuan, kedengkian, suka membual,egoisme yang berlebihan, bergaul dengan yang tidakbermoral; inilah bau busuk. Bukan makan daging.8 Mereka yang memiliki moral yang buruk, menolakmembayar utang, suka memfitnah, tidak jujur dalamusaha mereka, suka berpura-pura, mereka yang di duniaini menjadi orang yang teramat keji dan melakukanhal-hal salah seperti itu; inilah bau busuk. Bukanmakan daging.9 Mereka yang di dunia ini tidak terkendali terhadapmakhluk hidup, yang cenderung melukai setelahmengambil harta milik mereka, yang tidak bermoral,kejam, kasar, tidak memiliki rasa hormat; inilah baubusuk. Bukan makan daging.10 Mereka yang menyerang makhluk hidup karena keserakahan atau rasa permusuhan dan selalu cenderungjahat, akan menuju ke kegelapan. setelah kematian danjatuh terpuruk ke dalam alam-alam yang menyedihkan;inilah bau busuk. Bukan makan daging.11 Menjauhkan diri dari ikan dan daging, bugil,mencukur kepala, berambut gembel, melumuri diridengan abu, memakai kulit rusa yang kasar, menjaga api kurban; tak satu pun dari berbagai penebusan dosadi dunia yang dilakukan untuk tujuan yang tidak sehat-- termasuk jampi-jampi, persembahan keagamaan,pemberian korban maupun puasa musiman -- akanmenyucikan seseorang yang belum mengatasikeragu-raguannya.12 Dia yang hidup dengan indera yang terjaga dan terkendali, serta telah mantap di dalam Dhamma, akanbergembira dengan kehidupan yang lurus danlemah-lembut; yang sudah melampaui kemelekatan danmengatasi kesengsaraan; orang bijaksana itu tidakmelekat pada apa yang dilihat dan didengar.13 Demikianlah Buddha Kassapa mengkhotbahkan hal iniberulang-ulang. Pertapa yang pandai dalam syair-syair(Veda) itu memahaminya. Orang suci yang telah terbebasdari kekotoran batin, tidak melekat dan sulit diikuti,menyampaikan (khotbah) ini dalam bait-bait yang indah.14 Maka, setelah mendengarkan kata-kata indah yangmengakhiri semua penderitaan, yang diucapkan oleh SangBuddha yang telah terbebas dari kekotoran batin, diamemuja Sang Tathagata dengan segala kerendahan hatidan memohon untuk diterima masuk ke dalam Sangha ditempat itu juga.AMAGANDHA SUTTABau BusukArti spiritual dari 'ketidakmurnian'Sutta Nipata

Tidak ada komentar: